Makan pagi yang dilakukan oleh anak-anak telah dipelajari sejak pertengahan 1960-an dengan inisiasi pemerintah federal dalam School Breakfast Programme. Penelitian telah memperlihatkan bahwa bila anak-anak sarapan dengan makanan sehat maka cenderung tidak akan absen dari sekolah. Mereka menunjukkan perbaikan dalam menyelesaikan tugas sekolahnya dan lebih perhatian dan berenergi dibandingkan dengan siswa yang tidak sarapan. Jika anak-anak makan pagi, mereka cenderung lebih disiplin dan berprilaku baik serta jarang ke ruang perawatan sekolah dengan keluhan sakit perut dan sakit kepala. Orang dewasa yang sarapan akan menjadi lebih produktif dalam pekerjaannya.
Sumber: Diktoff B.A. 2008. Mengapa Bulu Mata Kita Tidak Tumbuh. Jakarta: Ufuk Publising House.
Sistem kekebalan tubuh dirancang untuk melawan infeksi, tetapi kadang berfungsi secara tidak tepat. Ketika seseorang alergi terhadapn makanan, tubuhnya seolah menganggap bahwa makanan itu tidak baik dan sistem kekebalan tubuh segera bereaksi, misalnya bintik merah yang gatal pada kulit, diare, lidah membengkak, atau menutupnya saluran udara. alergi terhadap makanan terjadi pada keluarga. Jika orang tua alergi terhadap makanan maka anak berpeluang besar memiliki alergi pula. Sebagian orang dapat mengendalikan kondisi alergi terhadap makanan, tetapi banyak pula yang harus menghindari makanan yang menyebabkan mereka alergi. Lebih dari 100 makanan diidentifikasi menyebabkan alergi, diantaranya kelompok susu, telur, kacang-kacangan, ikan, kerang, dan gandum.
Istilah medis untuk cegukan adalah singultus. Cegukan disebabkan oleh iritasi atau gangguan pada saraf phrenic (saraf yang menyuplai diaragma). Diafragma membantu kita bernapas dengan cara membesar dan mengecil yang menurunkan dan menaikkan ukuran rongga dada sehingga memungkinkan paru-paru mengembang saat bernapas. Bila saraf yang menyuplai diafragma terganggu maka gerakan diafragma tidak lagi terkordinasi dengan dada dan menghasilkan cegukan. Cegukan dapat hilang dengan sendirinya atau dengan perawatan tradisional, seperti menahan napas, terkejut, atau minum segelas air.
Sumber:
Diktoff B. A. 2008. Mengapa Bulu Mata Kita Tidak Tumbuh. Jakarta: Ufuk Publishing House.
Kehamilan adalah kondisi wanita ketika terdapat janin di dalam rahimnya sekitar 40 minggu atau 9 bulan terhitung sejak awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Pada trimester awal kehamilan banyak wanita yang mengalami mual sampai muntah dengan tingkat yang berbeda-beda. Biasanya ibu hamil mengalami gejala mual muntah yang cukup ringan dan terjadi pada pagi hari (Morning Sickness), tetapi kadang-kadang juga cukup parah dan terjadi sepanjang hari sehingga menggangu aktivitas ibu sehari-hari (Jones 2005).
Apa itu Hiperemesis Gravidarum?
Hiperemesis gravidarumadalah mual muntah yang berkelanjutan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari wanita hamil. Menurut Manuaba (1998), hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan kekurangan cairan dan makanan ke jaringan plasenta yang dapat mengganggu kehidupan janin dan memperburuk keadaan umum ibu.
Apa penyebab Hiperemesis Gravidarum?
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi menurut Prawirohardjo (2005) ada beberapa faktor yang sering dikemukakan misalnya primigravida (kehamilan pertama), mola hidatidosa (hamil anggur), dan kehamilan ganda atau kembar. Selain faktor yang telah disebutkan sebelumnya, psikologi dan fisiologi juga dapat menyebabkan Hiperemesis Gravidarum juga.
Bagaimana cara mengatasinya?
Secara psikologis, dengan bantuan moral meyakinkan bahwa gejala mual dan muntah merupakan hal yang wajar terjadi saat kehamilan dan dapat menghilang dengan sendirinya.
Perubahan tingkah laku, seperti meningkatkan waktu istirahat, jalan-jalan mencari uadar segar, menghindari gerakan tiba-tiba, BAB teratur, menghindari menggosok gigi segera setelah makan, dan jangan langsung berdiri setelah bangun tidur.
Pemijatan, dapat membantu relaksasi dan melapangkan pikiran.
Makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak dianjurkan?
Menurut Almatsier (2005), makanan yang dianjurkan, antara lain makanan lunak dan manis, tinggi karbohidrat, rendah lemak, menghindari makanan berbau menyengat, dan tidak mengonsumsi tablet besi. Contohnya, roti panggang, biscuit, krakers, buah segar, sari buah, sirup, kaldu tak berlemak, teh, dan kopi encer. Makanan yang tidak dianjurkan, misalnya makanan berbumbu tajam, mengandung alkohol, kopi, dan yang mengandung bahan pengawet, pewarna, dan penyedap.
Referensi
Almatsier S. (2005). Penuntun Diet. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Jones, D. L. (2005). Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa Publishing.
Manuaba I.B. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Prawirohardjo S. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Gramedia.